Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KOKEDAMA: SENTUHAN KEINDAHAN BOLA LUMUT

KOKEDAMA: SENTUHAN KEINDAHAN BOLA LUMUT 


Foto: Koleksi Pribadi

Tentang Kokedama

Negeri Jepang memang selalu identik dengan seni yang berhubungan dengan alam tumbuh-tumbuhan. Bonsai, salah satu dari bentuk seni itu, dari Negeri Matahari Terbit itu, telah dikenal luas di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, berkat kekayaan floranya telah banyak memunculkan bonsai-bonsai yang bernilai tinggi. Selain bonsai, kita juga telah mengenal Ikebana, sebuah seni merangkai bunga ala Jepang.

Bonsai dan ikebana sudah cukup dikenal luas di Indonesia. Bagaimana dengan Kokedama?

Berbeda dengan bonsai dan ikebana, maka kokedama bisa dikatakan belum begitu popular di Indonesia. Kokedama (苔玉) merupakan seni bertanam dan bertaman ala Jepang. Seni ini berhubungan erat dengan bonsai, yang telah bersama selama ratusan tahun dipraktikkan oleh orang-orang Jepang.

Istilah Jepang ini secara harfiah berasal dari kata “Koke” yang berarti lumut, dan “Dama” berarti bola. Kokedama mengaplikasikan penggunaan gumpalan tanah yang dibungkus oleh lumut sebagai pendukung hidup untuk tanaman. Bola lumut ini nanti dipasang ke landasan seperti piring atau mangkuk, atau pun digantung. seiring waktu, lumut akan menumpuk di akar, yang semakin mempercantik tampilan.

Kokedama bukanlah pot!

Lumut, yang dipergunakan untuk membungkus media tanam, juga sabut yang mulai banyak dipergunakan oleh penggemar atau seniman kokedama Indonesia, bukan merupakan sebuah pot. Kokedama tidak sama dengan tanaman dalam sebuah pot, yang bisa dibongkar-bongkar kapan pun.

Sebaliknya, kokedama merupakan satu kesatuan antara lumut/sabut, media dan tanaman. Tiga unsur yang telah disatukan menjadi kokedama ini akan bersifat “abadi”, tidak dibongkar-bongkar lagi untuk waktu yang lama. Karena kesatuan dan perlakukan inilah, kokedama pun menjadi kewajaran disebut sebagai sebuah karya seni.

Sementara pot-pot kecil yang dibungkus dengan lumut atau sabut tidak boleh dikatakan sebagai kokedama. Itu semua tetap menjadi sebuah pot yang meniru atau dibuat menyerupai kokedama.

Kokedama menggunakan sabut dan tali karung 
Foto-foto: Koleksi Pribadi
__________________________
Kokedama merupakan benda seni,
yang merupakan kesatuan lumut, media tanaman dan tanaman
---------------------------------------

Fakta tentang kokedama, bahwa pembuatannya yang relatif rumit sebanding lurus dengan perawatannya. Kokedama adalah tanaman yang terkungkung atau terkurung ketat dalam sebuah bola lumut atau cocofiber, yang menjadikannya sebagaimana bonsai, membutuhkan keseriusan untuk merawatnya. Hanya bagaimana awal pembuatannya, rutinitas perawatan dan penempatan pada kondisi yang tepat, maka kokedama akan dapat bertahan lama.

Penyiraman yang telat saja telah menjadi ancaman bagi kehidupan kokedama. Kondisi tanah yang terkurung akan mempercepat penguapan dan tanah menjadi kering. Terutama untuk kokedama yang menggunakan lumut, terpapar udara dari semua sisi akan membuat kokedama lebih cepat mengering. Ini berbeda dengan tanah di pot, karena tidak sepenuhnya tertutup untuk udara luar sehingga tetap bisa mempertahankan kelembaban. Hal lain tanah di kokedama juga tidak bisa lakukan penggemburan, seperti media tanah di dalam pot.
__________________________________________
Penguapan tinggi pada kokedama lumut,
karena selalu terpapar udara dan angin dari semua sisi
__________________________________________

Foto-foto: Koleksi Pribadi

Bagaimana Memilih “Koke” yang Baik?

Saya sendiri lebih memilih lumut gunung sebagai bahan kokedama. Lumut gunung (Sphagnum compactum) biasa hidup di dinding batu di bawah keteduhan dalam hutan. Lumut ini cukup tebal permukaan dan akarnya, sehingga bisa menyimpan air dan lebih mudah untuk tumbuh. Selain di batu atau kayu, lumut ini juga bisa tumbuh di permukaan tanah, sehingga sangat baik untuk dijadikan pembungkus media tanam kokedama.

Sabut Kelapa sebagai Pengganti Lumut

Lumut yang bagus untuk kokedama tidak mudah untuk ditemukan, apalagi bagi orang-orang kota yang jauh dari hutan atau gunung. Belum juga banyak pula nursery atau depot-depot bunga yang menjual lumut hidup. Biasanya yang tersedia adalah lumut kering untuk media anggrek.

Sebagai alternatif pengganti lumut ini, penggemar-penggemar kokedama Indonesia telah memodifikasi sabut sebagai “dama” (bola) menggantikan lumut. Berbeda dengan lumut yang tidak mudah didapat, maka sabut kelapa dapat dikatakan mudah dijumpai di sekitar kita, bahkan sering hanya menjadi benda limbah.

Sabut yang membungkus media tanam harus dililit dengan benang untuk memperkuat dan merapatkan sabut agar telihat rapi. Dama yang telah jadi itu juga bisa dililit lagi dengan tali kur, tali makrame atau tali katun untuk lebih memperindahnya.

Saya merekomendasikan menggunakan cocofiber atau serat sabut sebagai bahan untuk “dama”. Sabut biasa mudah lapuk dan tidak bertahan lama, teksturnya yang kasar juga terlihat tidak begitu cantik jika tidak diberi lilitan tambahan. Cocofiber atau serat sabut lebih halus dibandingkan sabut mentah, juga bersih dan kuat serta tahan lama. Cocofiber juga memiliki panjang tiap seratnya yang merata.

Foto-foto: Koleksi Pribadi

Pemilihan Tanaman Untuk Kokedama

Sebaiknya mulailah dengan kokedama yang terbuat dari tanaman yang cukup mudah tumbuh, terutama tahan terhadap udara kering yang menjadi musuh utama kokedama. Pilihan awal yang baik tanaman untuk dijadikan kokedama seperti dari keluarga nenas-nenasan (Bromelia sp.), philodendron, sirih-sirihan (pothos sp.), lili-lilian (Spathipillum sp.), homalomena atau jenis-jenis sansievera.

Hindari kokedama yang terbuat dari tanaman yang tidak tahan kering. Tanaman seperti jenis-jenis Fittonia, pakis-pakisan (Cycadaceae sp.), suplir-supliran (Adiantum sp) atau tanaman lain yang membutuhkan media selalu basah, untuk tahap-tahap awal lebih baik tidak dipilih dulu.

Tanaman yang mudah mengalami dormansi (istirahat tumbuh), juga kurang bagus untuk dijadikan kokedama. Tentu kita tidak mau melihat bola lumut atau cocofiber gundul seperti tanpa tanaman, karena tanaman yang ada sedang hilang atau mati semua dan dan daunnya. Keluarga keladi-keladian (Caladium sp.) atau alocasia termasuk tanaman yang sering mengalami dormansi. Untuk tanaman dalam pot, umbi tanaman dapat diangkat untuk diberikan pemuliaan agar tumbuh lagi, namun pada kokedama itu berarti membongkar secaa keseluruhan.

Bola-bola lumut di teras rumah
Foto: Koleksi Pribadi

Media Tanam Kokedama

Media tanam kokedama bersifat tetap, tidak bisa diganti atau dibongkar setelah terbungkus lumut atau sabut. Karena itu penyiapan media tanam yang baik sangat diperlukan saat memulai membuat kokedama.

Campuran tanah kebun, humus bambu dan cocopeat (humus yang diolah dari hancuran sabut kelapa) merupakan media yang baik untuk kokedama. Tanah kebun lebih baik disaring dulu untuk memisahkan batuan, lalu dibuat lebih halus dengan cara diremas. Lebih baik juga lagi, sebelum dipergunakan tanah dijemur di terik matahari, untuk membunuh bakteri atau jamur yang berpotensi akan merusak tanaman.

Saya tidak begitu menyarankan menggunakan tanah yang dicampur pupuk kandang, kecuali kotoran hewan yang telah diolah menjadi pupuk cair. Secara umum pupuk kandang yang ada di pasaran masih relatif mentah, dimana kotoran hewan itu belum begitu hancur. Kondisi pupuk kandang yang seperti ini berbahaya bagi tanaman, yang dapat membuat akar tanaman menjadi kering karena tidak bisa menyerap nutrisi pupuk yang belum begitu jadi.

Menjaga Kokedamas Tetap Hidup

Tak ada kebahagiaan penyuka bunga melihat tanaman yang ditanamnya tumbuh dan sehat. Demikian juga untuk Kokedama yang telah dibuat dan dijaga sepenuh hati, melihatnya survive akan menumbuhkan rasa bahagia tersendiri.

Kokedama yang sehat ditandai dengan lumut dan tanaman yang bertahan tumbuh dan berkembang. Lumut tetap hijau segar dan tanamannya terus memperlihat tanda-tanda hidup, seperti daun-daun baru hingga kelak akarnya akan tembus keluar lalu melilit di lumut.

Air: kunci terpenting mempertahankan kehidupan kokedama

Media kokedama terkungkung dari udara luar, sekaligus juga kokedama selalu terpapar udara atau angin dari semua sisi. Kondisi ini akan membuat penguapan yang tinggi pada kokedama. Air yang hilang karena diisap akar dan menguap harus segera diganti. Lumut juga tidak boleh kering, sehingga memerlukan rutinitas penyiraman.

Pemenuhan kebutuhan air untuk kokedama diberikan dengan cara direndam. Siapkan wadah penuh air bersih, lalu benamkan kokedama kurang lebih 1 menit, hingga media tanam menyerap air secara merata. Ini dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Namun, untuk lumut yang membungkusnya harus terus dijaga basah dengan cara disemprot atau disiram air bersih setiap hari. Dua minggu sekali, pupuk organik dapat dicampurkan ke dalam air rendaman.

Tidak perlu terlalu sering kokedama diberi pupuk, tetapi cukup menjaga kadar airnya. Jangan terburu-buru membuat tanaman tumbuh dan meninggi. Menjaga tanaman tetap sehat merupakan hal terpenting bagi kokedama.

Bola-bola lumut
Foto: Koleksi Pribadi


3 komentar untuk "KOKEDAMA: SENTUHAN KEINDAHAN BOLA LUMUT "